PENANGGULANGAN
SAMPAH ORGANIK DI KOTA DELTA MAS
LAPORAN PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia pada Semester II Tahun Akademik
2012-2013
oleh
Ahmad Nurcholis 011.11.003
Rochimi 011.11.015
PROGRAM D-3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAWIT
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
BEKASI
2012
2012
ABSTRAK
Karya ilmiah yang berjudul Penanggulangan Sampah Organik di Kota Delta Mas ini membahas keseluruhan tentang penanggulangan sampah,
yang terkadang sering luput dari pandangan kita sebagai masyarakat. Bagaimana penanggulangan sampah dari tahun ke tahun apakah mengalami peningkatan secara signifikan karena
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ataukah tetap berjalan seperti
dahulu.
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk untuk mengetahui dampak negatif sampah organik
bagi lingkungan, untuk mengetahui mengapa diperlukan penanggulangan sampah organik, dan untuk
mengetahui upaya penanggulangan sampah organik di Deltamas.
Metode yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah ini adalah dengan melakukan Studi Pustaka. Kami mencari
bahan-bahan tentang penanggulangan
sampah organik melalui internet, juga melalui e-book serta buku-buku ilmiah tentang penanggulangan sampah di Indonesia. Tidak
hanya itu, untuk memperkuat penelitian ini, kami juga melakukan pengamatan
secara langsung dengan petugas
kebersihan Kota Delta Mas. Dengan pengamatan secara langsung terhadap peran pemerintah dan masyarakat
akan upaya
penanggulangan sampah. Kami juga melakukan wawancara, baik secara
langsung kepada warga sekitar
yang tinggal di Delta Mas dan petugas kebersihan
Delta Mas.
Berdasarkan hasil penelitian, kami mengetahui bahwa penanggulangan sampah di Indonesia sendiri ternyata masih belum tercapai. Ini terus
berlangsung sampai sekarang. Tetapi kerap dengan kemajuan teknologi, Delta Mas mulai mengalami perkembangan
meski penanggulangan sampah masih sederhana.
Bekasi, 23 Mei 2012
Penulis
i
PRAKATA
Puji Syukur kami
panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karuniaNyalah, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia,
pada semester II, di tahun ajaran 2012, dengan judul Penanggulangan Sampah Organik di Delta Mas. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih
mengenal dan memahami upaya
penanggulangan sampah di Kota Delta Mas, yang merupakan
salah satu permasalah sepele
tetapi berdampak fatal bagi kelangsungan hidup bermasyarakat. Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami
kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang.
Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah
ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika
kami mengucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Aswan
Jatnika, yang tidak lelah dan bosan untuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
- Sahabat-sahabat kami tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan
serta bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
- Narasumber terpercaya dalam penelitian ini yang sudah banyak
membantu, petugas DKLH
dan warga sekitar Delta Mas atas kesediannya memberikan
waktu untuk melakukan wawancara
dan pengamatan, serta semua pihak yang ikut
membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
ii
Terima kasih atas semuanya. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang
masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang. Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi
kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mengetahui adat
dan kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, karena kita adalah
bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia tercinta.
Bekasi, Mei 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
................................................................................................... i
PRAKATA
...................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL
........................................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang dan Rumusan Masalah
...................................... 1
1.1.1 Latar belakang
................................................................... 1
1.1.2 Rumusan masalah
.............................................................. 2
1.2 Ruang Lingkup Kajian ................................................................ 3
1.3 Tujuan Penulisan
......................................................................... 3
1.4 Anggapan Dasar
........................................................................... 3
1.5 Hipotesis ........................................................................................
5
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .................................... 6
1.6.1 Metode
.................................................................................
6
1.6.2 Teknik pengumpulan data
................................................. 6
1.7 Sistematika Penulisan
................................................................... 6
BAB II SAMPAH ORGANIK
2.1 Pengertian Sampah Organik ......................................................
8
2.2 Sistem
Penanggulangan Sampah
Oganik .................................. 8
iv
2.3 Sarana
dan Prasarana Pengolahan Sampah Organik ................. 13
2.4 Cara
Pengolahan Sampah Organik ............................................. 14
2.5 Pengolahan
Sampah Organik untuk
Kebutuhan Lingkungan .. 18
2.6 Keuntungan
Mengolah Sampah Organik ....................................
27
BAB III PERKEMBANGAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DI KOTA DELTAMAS
3.1 Gambaran Umum Kota Deltamas ................................................
28
3.2 Potensi Sampah Organik di Kota Deltamas ................................ 30
3.3 Sarana dan Prasarana
dalam Mengolaah Sampah
Organik di Kota Delta Mas ........................................................
30
3.4
Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Mengolah
Sampah Organik di Kota
Delta Mas ............................................ 31
3.5 Perkembangan Pengolahan Sampah Organik
............................ 33
3.6 Manfaat Sampah Organik
............................................................ 34
3.7 Kendala Dalam Proses Pengolahan Sampah Organik di Kota
Delta Mas
..................................................................................
36
BAB
IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1
Simpulan ..................................................................................... 37
4.2 Saran .......................................................................................... 37
4.2 Saran .......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
39
INDEKS ............................................................................................. 40
INDEKS ............................................................................................. 40
DAFTAR LAMPIRAN
..................................................................... 41
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar belakang
1.1.1 Latar belakang
|
1.1.2
Rumusan masalah
1.
Apa dampak
negatif sampah organik bagi lingkungan ?
2.
Mengapa
diperlukan penanggulangan sampah organik ?
3.
Bagaimana
upaya dalam penanggulangan sampah organik ?
1.2 Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, penulis akan
mengkaji hal-hal berikut :
1.
Definisi
Sampah Organik
2.
Jenis-jenis
Sampah Organik
3.
Manfaat
Sampah Organik Setelah Didaur Ulang
4.
Kondisi
Masyarakat dan Lingkungan di Delta Mas
5.
Jumlah
Sampah Organik yang terbuang di Delta Mas
6. Proses Penanggulangan Sampah Organik
7. Pembahasan (kerangka)
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menemukan
pengelolaan sampah yang baik sebagai proses daur ulang sampah untuk
menghasilkan pupuk cair organik yang berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan
oleh tanaman bagi kelangsungan hidupnya.
1.4
Anggapan Dasar
Perkara sampah seolah tak pernah
berhenti. Padahal sampah sebetulnya takkan menjadi masalah berat bila setiap
individu punya niat mengelolanya. Sayangnya, kebanyakan orang belum betul-betul
menyadari hal ini. "Tingkat kepedulian masyarakat masih sebatas pada
lingkungan rumah sendiri," sesal Wirjono, Kepala Bidang Pengelolaan
Limbah Padat Domestik, Kementrian Negara Lingkungan Hidup.
Selama ini ada anggapan bahwa
penanganan sampah semata-mata urusan pemerintah. Kinilah saat yang tepat untuk
mengubah paradigma tersebut. Sebab persoalan sampah juga selayaknya menjadi
tanggung jawab masyarakat. Paling tidak, bagaimana setiap anggota keluarga
dapat dengan cermat menangani/mengelola sampah rumah tangga. "Menghadapi
masalah sampah memang perlu motivasi. Memulai dari diri sendiri dan dari rumah
sendiri. Contohnya, membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis
sampahnya."
Pada pertengahan era 1900 an,
metode pengelolaan sampah di Indonesia dengan Jepang terlihat tidak jauh
berbeda yaitu dengan menggunakan gerobak sebagai alat pengumpul sampah dan
sebagian besar proses masih mengandalkan tenaga manusia. Saat ini, lebih dari
30 tahun kemudian, Indonesia masih menggunakan metode yang tidak jauh berbeda
misalnya saja pemilahan sampah dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang
dinilai sangat tidak efektif. Menurut riset yang telah dilakukan, Kota Bandung
memiliki angka perkiraan sampah yang timbul setiap harinya 1.551 ton/hari atau
setara dengan 6.332 m3/ hari dan dari jumlah tersebut hanya 3,2% yang di buat
kompos serta didaur ulang.
Menurut Prof. Enri Damanhuri, selama ini usaha yang banyak disosialisasikan di Indonesia adalah Reuse dan Recycle, padahal salah satu faktor penentu yang juga penting dan mendesak untuk dilakukan adalah memilah sampah langsung dari saat ditimbulkan. Untuk mendorong kelangsungan program pengolahan sampah, pemerintah Jepang mendukung dengan memberikan insentif bagi warga sebesar 1 Yen (sekitar Rp. 105,-) per kilogram. Pada tahun 2010, insentif untuk warga yang telah pemerintah berikan mencapai 68.000 yen atau setara dengan Rp. 7.410.000,-.Selain itu, Prof. Takeshi Fujiwara berkata bahwa pemerintah pun membuat peraturan yang mengikat warga untuk ikut berpartisipasi dalam pengolahan sampah dengan keberadaan UU Pembentukan Masyarakat berbasiskan daur ulang dan UU Daur Ulang dengan prioritas usaha yang harus dilakukan adalah pengurangan sampah dari sumbernya, penggunaan kembali, lalu daur ulang.
Semua pihak yang terkait dengan pengadaan sampah dan pengelolaannya harus turut serta dalam usaha peningkatan kualitas. Pihak konsumen/ rumah tangga harus mengurangi sampah dan memilahnya, pemerintah bertanggung jawab terhadap pengumpulan sampah, dan pabrik berperan dalam re-komersialisasi produk daur ulang.
Menurut Prof. Enri Damanhuri, selama ini usaha yang banyak disosialisasikan di Indonesia adalah Reuse dan Recycle, padahal salah satu faktor penentu yang juga penting dan mendesak untuk dilakukan adalah memilah sampah langsung dari saat ditimbulkan. Untuk mendorong kelangsungan program pengolahan sampah, pemerintah Jepang mendukung dengan memberikan insentif bagi warga sebesar 1 Yen (sekitar Rp. 105,-) per kilogram. Pada tahun 2010, insentif untuk warga yang telah pemerintah berikan mencapai 68.000 yen atau setara dengan Rp. 7.410.000,-.Selain itu, Prof. Takeshi Fujiwara berkata bahwa pemerintah pun membuat peraturan yang mengikat warga untuk ikut berpartisipasi dalam pengolahan sampah dengan keberadaan UU Pembentukan Masyarakat berbasiskan daur ulang dan UU Daur Ulang dengan prioritas usaha yang harus dilakukan adalah pengurangan sampah dari sumbernya, penggunaan kembali, lalu daur ulang.
Semua pihak yang terkait dengan pengadaan sampah dan pengelolaannya harus turut serta dalam usaha peningkatan kualitas. Pihak konsumen/ rumah tangga harus mengurangi sampah dan memilahnya, pemerintah bertanggung jawab terhadap pengumpulan sampah, dan pabrik berperan dalam re-komersialisasi produk daur ulang.
1.5
Hipotesis
Sesuai data yang telah
terkumpul dan dari hasil pengamatan kami, di dapatkan hasil pengamatan, bahwa pemerintah
Kota Delta Mas sudah menerapkan cara-cara penanggulangan sampah dengan baik.
Meski belum menerapkan sistem pengolahan sampah sampai sekarang. Masyarakat
Delta Mas juga telah menyadari akan pentingnya menjaga kebersihan di sekitar
kota.
1.6
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Metode
Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis karena penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun
dari lapangan kemudian dianalisis
1.6.2
Teknik pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan
data adalah
1. studi
kepustakaan
2.
observasi lapangan
3.
wawancara
1.7
Sistematika Penulisan
Penulisan
laporan penelitian ini terbagi atas empat bab. Pembahasan dimulai
dengan pendahuluan sebagai bab pertama memuat latar belakang dan rumusan
masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penelitian, anggapan dasar, hipotesis,
metode dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
Selanjutnya,
pada bab dua akan dibahas tentang
Sampah Organik yang memuat tentang pengertian sampah organik, sistem
penanggulangan sampah organik, sarana dan prasarana penannggulangan sampah
organik, cara penanggulangan sampah organik, pengolahan sampah organik untuk
kebutuhan lingkungan, dan keuntungan mengolah sampah organik.
Pada bab
tiga dikemukakan tentang analisis
perkembangan pengolahan sampah organik di Kota Delta Mas yang memuat gambaran umum Kota Delta Mas, sarana dan prasarana di Kota Delta Mas, potensi
sampah organik di Kota Delta Mas, sarana dan prasarana dalam mengolah sampah organik di Kota Delta Mas, upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengolah sampah organik di Kota Delta Mas, perkembangan pengolahan sampah organik, manfaat sampah organik, kendala dalam proses pengolahan sampah
organik di Kota Delta Mas, dan cara mengatasi kendala dalam
proses pengolahan Sampah organik di Kota Delta Mas.
Bab
empat, bab terakhir merupakan simpulan
dari pembuktian-pembuktian hipotesis dan hasil pembahasan. Pada bab ini
dikemukakan juga saran-saran tentang maslah penanggulangan sampah
organik.
BAB II SAMPAH ORGANIK
2.1 Pengertian Sampah
Organik
Sampah Organik adalah
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka
tanda apa yang kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan,
sebutlah molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat
di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang
cukup penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau
(sering disebut dengan kompos).
Kompos merupakan hasil
pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah,
rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh
bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah,
atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah
organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman
umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah
organik dan sisanya anorganik.
2.2 Sistem penanggulangan sampah organik
Sampah Organik (Kompos) merupakan hasil
perombakan bahan organik oleh mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang
memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan yang ideal untuk dikomposkan memiliki
nisbah C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N
< 20. Bahan organik yang memiliki nisbah C/N jauh lebih tinggi di atas 30
akan terombak dalam waktu yang lama, sebaliknya jika nisbah tersebut terlalu
rendah akan terjadi kehilangan N karena menguap selama proses perombakan
berlangsung. Kompos yang dihasilkan dengan fermentasi menggunakan teknologi
mikrobia efektif dikenal dengan nama bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan
kompos dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan cara konvensional.
Pengomposan
pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu
mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang dimaksud mikrobia disini
bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik disini merupakan bahan
untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran
hewan/ternak dan sebagainya. Cara pembuatan kompos bermacam-macam tergantung:
keadaan tempat pembuatan, buaday orang, mutu yang diinginkan, jumlah kompos
yang dibutuhkan, macam bahan yang tersedia dan selera si pembuat.
Yang perlu diperhatikan dalam proses
pengomposan ialah:
a) Kelembaban timbunan bahan kompos. Kegiatan dan
kehidupan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang cukup, tidak terlalu
kering maupun basah atau tergenang.
b) Aerasi timbunan. Aerasi berhubungan erat dengan
kelengasan. Apabila terlalu anaerob mikrobia yang hidup hanya mikrobia anaerob
saja, mikrobia aerob mati atau terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila terlalu
aerob udara bebas masuk ke dalam timbunan bahan yang dikomposkan umumnya
menyebabkan hilangnya nitrogen relatif banyak karena menguap berupa NH3.
c) Temperatur harus dijaga tidak terlampau tinggi
(maksimum 60 0C). Selama pengomposan selalu timbul panas sehingga bahan organik
yang dikomposkan temperaturnya
naik bahkan sering temperatur mencampai 60 0C. Pada temperatur tersebut
mikrobia mati atau sedikit sekali yang hidup. Untuk menurunkan temperatur
umumnya dilakukan pembalikan timbunan bakal kompos.
d) Proses pengomposan kebanyakan menghasilkan
asam-asam organik, sehingga menyebabkan pH turun. Pembalikan timbunan mempunyai
dampak netralisasi kemasaman.
e) Netralisasi kemasaman sering dilakukan dengan
menambah bahan pengapuran misalnya kapur, dolomit atau abu. Pemberian abu tidak
hanya menetralisasi tetapi juga menambah hara Ca, K dan Mg dalam kompos yang
dibuat.
f) Kadang-kadang untuk mempercepat dan
meningkatkan kuali¬tas kompos, timbunan diberi pupuk yang mengandung hara
terutama P. Perkembangan mikrobia yang cepat memerlukan hara lain termasuk P.
Sebetulnya P disediakan untuk mikrobia sehingga perkembangannya dan kegiatannya
menjadi lebih cepat. Pemberian hara ini juga meningkatkan kualitas kompos yang
dihasilkan karena kadar P dalam kompos lebih tinggi dari biasa, karena residu P
sukar tercuci dan tidak menguap.
Teknik Pembuatan Pupuk Organik (Kompos) dalam Rumah Tangga
Bahan dan Peralatan
Bahan-bahan
yang digunakan seperti daun-daunan, rumput, sayur-sayuran, kulit buah,
sisa-sisa makanan, dan EM-4. Sedangkan alat yang digunakan adalah wadah
plastik, pisau, sprayer, plastik penutup, dan tali.
Persiapan Tempat
Sebaiknya
tempat penyimpanan kompos tidak terbuka atau terkena sinar matahari langsung,
seperti di bawah pohon atau tempat yang beratap agar proses pengomposan
berjalan optimal.
Proses Pembuatan Kompos
1.
Pengumpulan dan Pemilahan Sampah
Sampah
dikumpulkan dan dipilah ke dalam dua tempat yaitu untuk sampah organik dan
sampah anorganik. Pengomposan hanya dilakukan untuk sampah organik saja seperti
daun-daunan, rumput, sayur-sayuran, kulit buah, dan sisa-sisa makanan. Dari
proses pemilahan ini dapat diketahui seberapa persen komposisi sampah organik
yang dapat dikomposkan. Proses pengumpulan dan pemilahan sampah dapat dilihat
pada gambar 1 dan 2 di bawah ini.
2.
Pencacahan Sampah Organik
Sampah organik seperti
daun-daunan, rumput, sayur-sayuran, dan kulit buah dipotong-potong kurang lebih
5-10 cm supaya proses pengomposan lebih cepat. Proses pencacahan dapat dilihat
pada gambar 3 di bawah ini.
3. Pencampuran dan
Pembentukan Tumpukan
Sampah organik yang telah melewati proses pencacahan kemudian ditumpuk ke
dalam suatu wadah plastik. Sampah organik yang akan dikomposkan dicampur
terlebih dahulu atau pada saat pembentukan tumpukan dilakukan secara berlapis.
Proses pencampuran dan pembentukan tumpukan dapat dilihat pada gambar 4 di
bawah ini.
4. Penyemprotan EM-4
Pertama-tama EM-4 dilarutkan dalam air secukupnya kemudian dimasukkan dalam
sprayer sederhana. Penyemprotan EM-4 dilakukan secara merata ke seluruh adonan
sampah organik sambil diaduk-aduk sampai kandungan air adonan mencapai 50%
(bila adonan dikepal dengan tangan air tidak keluar dari adonan). Penyemprotan
ini hanya dilakukan sekali pada awal pembuatan kompos. Fungsi penambahan EM-4
adalah untuk mempercepat proses pengomposan dengan menggunakan bakteri
pengurai. Proses penyemprotan dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
5. Pembalikan
Pembalikan tumpukan
dilakukan dengan cara membalik posisi sampah atau mengaduk-aduk untuk
memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan. Hal ini dilakukan untuk
meratakan proses pelapukan di setiap tumpukan serta membantu penghancuran bahan
organik menjadi partikel yang lebih kecil. Pembalikan dilakukan secara manual 1
kali dalam seminggu.
6. Pematangan
Setelah pembalikan,
kompos ditutup kembali dengan menggunakan plastik dan dimatangkan hingga 30-40
hari. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.
7. Penyaringan
(Pemilahan Kembali)
Setelah 2 minggu kompos
dikeluarkan dari wadahnya untuk dipilah kembali. Ternyata pengomposan yang
dilakukan belum sempurna, oleh karena itu semua bahan yang belum terkomposkan
dikembalikan ke dalam tumpukan semula agar lebih matang lagi.
Sistem Pengelolaan Sampah Organik (Kompos)
Sistem
pengelolaan sampah (kompos) selama 14 hari belum cukup optimal. Pada hari ke-14
ternyata kompos belum dapat dipanen, semua bahan organik belum terkomposkan
dengan sempurna. Oleh karena itu, semua bahan organik yang belum terkomposkan
(kompos kasar) dikembalikan ke tumpukan semula kemudian ditutup kembali untuk
proses pematangan lebih lanjut.
2.3 Sarana dan
prasarana penanggulangan sampah organik
Berikut ini adalah sarana dan prasarana kerja di Unit Pengolahan Sampah :
Berikut ini adalah sarana dan prasarana kerja di Unit Pengolahan Sampah :
1.
Tempat Transit Sampah
2. Mesin
Pencacah
3. Mesin
Pengayak
4.
Bak Pengomposan ( 14 bak )
5. Gudang
Penyimpanan Kompos Jadi
6. Kantor
dan Ruang Display
7.
Peralatan Kerja
2.4 Cara penanggulangan sampah organik
Untuk menangani
permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif
pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill
tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan
alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan
pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali
ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap
sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan
sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada
mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat,
minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang
harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara
optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti
yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk
mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku
untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang
tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa
dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari
bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan
kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah
yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang
untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem
daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah
kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin
dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara
berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah
berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi
fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau
pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang
ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam
sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah
zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan
daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang
terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara
Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan
komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota.
Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan
dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan
nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang
masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci
ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah
menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan
lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses
dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang
terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan
mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara
yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos
(compost).
Setiap bahan organik,
bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau
pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah,
bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan
mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna
coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses
dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang
terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan
mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara
yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos
(compost).
Pengomposan
didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai
agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan
humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan
sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan
(composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber
mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun
sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan
kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup
pesat.
Namun demikian,
perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian
terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos.
Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan
oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu:
• Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan
akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.
• Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air
sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan
pada tanah.
• Menahan erosi tanah sehingga mengurangi
pencucian hara.
• Menciptakan kondisi yang sesuai untuk
pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat
berguna bagi kesuburan tanah.
2.5
Pengolahan sampah organik untuk kebutuhan lingkungan
Pengolahan sampah organik untuk kebutuhan
lingkungan dilakukan dengan cara menggun akan metode penanganan sampah 3-R, 4-R dan 5-R, yaitu pemikiran
konsep zero waste.
Konsep zero waste adalah
pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan
skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk melakukan penanganan sampah
perkotaan skala kawasan sehingga dapat mengurangi volume sampah sesedikit
mungkin, serta terciptanya industri kecil daur ulang yang dikelola oleh
masyarakat atau pemerintah daerah setempat.
Konsep zero waste yaitu penerapan rinsip 3R (Reduce, Reuse, dan
recycle), serta prinsip pengolahan sedekat mungkin dengan sumber sampah dengan
maksud untuk mengurangi beban pengangkutan (transport cost). Orientasi
penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya meliputi :
1. Sistem
pengolahan sampah secara terpadu
2. Teknologi
pengomposan
3. Daur
ulang sampah plastik dan kertas
4. Teknologi
pembakaran sampah dan insenator
5. Teknologi
pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak
6. Teknologi
tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
7. Peran
serta masyarakat dalam penanganan sampah
8. Pengolahan
sampah kota metropolitan
9. Peluang
dan tantangan usaha daur ulang.
Pengertian Zero
Waste adalah bahwa mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi
dapat dihindari terjadi “produksi sampah” atau diminimalisir terjadinya
“sampah”. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R
(Reduce, Reuse, Recycle).
Produksi bersih
merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan
untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya,
mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan
limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat
diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah
tangga.
Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
dalam penangan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R.
Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah),
sedangkan 4-R ditambah replace
(mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip tersebut
di atas ditambah lagi dengan replant
(menanam kembali). Penanganan sampah 4-R
sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat
perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengrangi biaya
pengelolaan sampah.
Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan minimisasi
barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan
material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barang-barang
yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai.
Hal ini dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang
yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua
barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal
dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Prinsip replace dilakukan dengan cara teliti barang yang kita pakai
sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali
dengan barang yang lebih tahan lama. Juga teliti agar kita hanya memakai
barang-barang yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, ganti kantong keresek kita
dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan Styrofoam karena kedua
bahan ini tidak bisa diurai secara alami.
Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara
membuat hijau lingkungan sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran,
pertokoan, lahan kosong dan lain-lain. Penanaman kembali ini sebagian
menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah.
Tabel 1. Upaya
5-R di Daerah Perumahan dan Fasilitas Sosial
Penanganan 5-R
|
Cara Pengerjaannya
|
Reduce
|
- Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan
sampah dalam jumlah besar.
- Gunakan
produk yang dapat diisi ulang.
- Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
- Jual atau berikan sampah yang telah terpisah kepada pihak yang
memerlukan.
|
Reuse
|
- Gunakan kembali wadah/kemasan untuk
fungsi yang sama atau fungsi lainnya.
- Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan
berulang-ulang.
- Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.
- Kembangkan
manfaat lain dari sampah.
|
Recycle
|
- Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang
dan mudah terurai.
- Lakukan penangan untuk
sampah organic menjadi kompos dengan berbagai cara yang telah ada atau
manfaatkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing.
- Lakukan penanganan sampah anorganik
menjadi barang yang bermanfaat.
|
Replace
|
- Ganti
barang-barang yang kurang ramah lingkungan dengan yang ramah lingkungan.
- Ganti
pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih bersahabat dengan lingkungan.
- Gantilah barang-barang yang
hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
|
Replant
|
- Buat hijau dan teduh
lingkungan anda, dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.
|
Tabel
2. Upaya 5-R di Daerah Fasilitas Umum
Penanganan 5-R
|
Cara Pengerjaannya
|
Reduce
|
-
Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
-
Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali.
- Sediakan jaringan
informasi dengan computer.
- Maksimumkan
penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
kembali.
- Khusus untuk rumah
sakit, gunakan incinerator untuk sampah medis.
-
Gunakan produk yang dapat diisi ulang.
-
Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
|
Reuse
|
- Gunakan alat kantor
yang dapat digunakan berulang-ulang.
-
Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
kembali.
|
Recycle
|
-
Olah sampah kertas menjadi kertas kembali.
- Olah sampah organic
menjadi kompos.
|
Replace
|
-
Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang
lebih tahan lama.
|
Replant
|
- Buat hijau dan teduh
lingkungan anda, dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.
|
Tabel 3. Upaya 5-R di
Daerah Komersial (Pasar, Pertkoan, Restoran, Hotel)
Penanganan 5-R
|
Cara Pengerjaannya
|
Reduce
|
- Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang mengembalikan kemasan
yang dapat digunakan kembali.
- Berikan tambahan biaya bagi pembeli yang meminta kemasan/bungkusan
untuk produk yang dibelinya.
- Memberikan kemasan/bungkusan hanya
pada produk yang benar-benar memerlukan.
- Sediakan produk
yang kemasannya tidak menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
- Kenakan biaya tambahan untuk permintaan
kantong plastic belanjaan.
- Jual atau berikan sampah yang telah
terpilah kepada yang memerlukannya.
|
Reuse
|
- Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk
produk lain, seperti pakan ternak.
- Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atau
wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan sebagai bukti
pelanggan setia.
- Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi
ulang.
|
Recycle
|
- Jual produk-produk hasil daur ulang sampah dengan lebih
menarik.
- Berilah insentif kepada masyarakat yang membeli barang hasil
daur ulang sampah.
- Oleh kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga bermanfaat
bagi proses lainnya.
- Lakukan penanganan sampah organic menjadi kompos atau
memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.
- Lakukan penanganan sampah anorganik.
|
Replace
|
- Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan dengan
yang ramah lingkungan.
- Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus
yang lebih bersahabat dengan lingkungan.
|
Replant
|
- Buat hijau dan teduh
lingkungan anda, dan gunakan
bahan/barang yang dibuat dari sampah.
|
Pemilahan Sampah
Berdasarkan uraian tentang 3-R, 4-R atau 5-R tersebut, maka pemilahan sampah
menjadi sangat penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan
dilakukan di TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang mahal.
Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti perumahan,
sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-tempat
dimana manusia beraktivitas. Mengapa perlu pemilahan? Sesungguhnya kunci
keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal. Pemilahan
berarti upaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya
heterogen menurut jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan
yang sifatnya homogen. Manajemen Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu
proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan
penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan,
pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui
pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat
mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas
sampah.
Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang
diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh
mikrobia (sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik atau yang
sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah untuk botol.
Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertas dipisah tersendiri. Untuk
sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan tersendiri. Sampah jenis ini
tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-sampah elektronik (seperti
kulkas, radio, TV), keramik, furniture dll. ditangani secara tersendiri
pula. Jadwal pengangkutan sampah jenis ini perlu diatur, misalnya pembuangan
sampah-sampah tersebut ditentukan setiap 3 bulan sekali.
Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan model
pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah tangga
memiliki tiga keranjang sampah untuk tiga jenis sampah yang berbeda. Satu
untuk sampah kering (an-organik), satu untuk bekas makanan, dan satu lagi untuk
sisa-sisa tanaman/rumput. Ketiga jenis sampah itu akan diangkut oleh tiga truk
berbeda yang memiliki jadwal berbeda pula. Setiap truk hanya akan mengambil
jenis sampah yang menjadi tugasnya. Sehingga pemilahan sampah tidak berhenti
pada level rumah tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai berikutnya,
bahkan sampai pada TPA.
Nah, sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur
ulang menjadi barang-barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas
melakukan pemilahan, maka pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas
kebersihan tinggal mengangkutnya setiap hari dan tidak lagi kesulitan untuk
memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan swasta dapat memproses
sampah-sampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini, maka
volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.
2.6 Keuntungan
mengolah sampah organik
Keuntungan mengolah sampah diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Penghematan sumber daya alam
- Penghematan energi
- Penghematan lahan TPA
- Lingkungan asri (bersih, sehat,
nyaman)
- Mampu menyediakan pupuk organik yang
murah dan ramah lingkungan.
- mengurangi tumpukan sampah organik
yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
- Membantu pengelolaan sampah secara
dini dan cepat.
- Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
- Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah
akhir (TPA).
- Menyelamatkan lingkungan dari
kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit
yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat.
BAB III PERKEMBANGAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DI KOTA DELTAMAS
3.1
Gambaran Umum Kota Deltamas
Deltamas merupakan salah satu perusahaan yang
tergabung dalam Sinarmas land, merupakan sebuah kota mandiri di Timur Jakarta
yang dikembangkan sejak tahun 2002 yang memiliki luas lahan 3000 Ha dan telah
sukses mengembangkan 16 cluster eksklusif di wilayah yang asri dan banyak
pepohonan.
Deltamas memiliki visi "The
Best Place for Quality Living, Business and Investment". Deltamas
berkomitmen untuk menghadirkan fasilitas dan sarana terbaik seperti Residential
center, Commercial center, Sport and Recreational Center, Education center,
Industrial Center , Central Business District (CBD), Government Center,
Education Center,. Sebagai Government Center, Pusat Pemerintah Kabupaten Bekasi
telah beroperasi di Deltamas sejak tahun 2004, Kantor DPRD Kabupaten Bekasi,
serta pusat layanan seperti kantor kejaksaan dan kantor polisi. Sebanyak 4000
karyawan pemerintahan beraktivitas di Deltamas.Deltamas berhasil menghadirkan
kantor pemda di tengah kota mandiri.
Commercial
Berdasarkan lokasinya, area komersial di Kota Deltamas dibagi menjadi 3 kategori yaitu Main Boulevard, Artery Boulevard dan Community. Area komersil yang berada di Main Boulevard berupa deretan panjang komersil dengan luasan yang cukup besar yang terletak di boulevard utama, sedangkan untuk Artery Boulevard deretan komersial didalam lingkar hunian atau district. Sedangkan komersial Community terdapat diantara 2 cluster, hal ini memudahkan para penghuni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan hingga saat ini jumlah cluster komersial yang telah terbangun adalah 16 area.
Berdasarkan lokasinya, area komersial di Kota Deltamas dibagi menjadi 3 kategori yaitu Main Boulevard, Artery Boulevard dan Community. Area komersil yang berada di Main Boulevard berupa deretan panjang komersil dengan luasan yang cukup besar yang terletak di boulevard utama, sedangkan untuk Artery Boulevard deretan komersial didalam lingkar hunian atau district. Sedangkan komersial Community terdapat diantara 2 cluster, hal ini memudahkan para penghuni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan hingga saat ini jumlah cluster komersial yang telah terbangun adalah 16 area.
Residential
Luas lahan yang disiapkan untuk pembangunan hunian adalah ± 26% dari total pengembangan Kota Deltamas seluas 3,000 Ha dan hingga saat ini telah terbangun 16 cluster. Keunggulan dari hunian di Kota Deltamas adalah fasilitas keamanan 24 jam kepada setiap penghuni dengan adanya sistem single entry point berupa cluster, dan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan hiburan bagi penghuni disetiap cluster dilengkapi dengan adanya Cluster Park yang terdiri dari family gathering, children playground dengan tema Edutainment dan fasilitas olah raga
Luas lahan yang disiapkan untuk pembangunan hunian adalah ± 26% dari total pengembangan Kota Deltamas seluas 3,000 Ha dan hingga saat ini telah terbangun 16 cluster. Keunggulan dari hunian di Kota Deltamas adalah fasilitas keamanan 24 jam kepada setiap penghuni dengan adanya sistem single entry point berupa cluster, dan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan hiburan bagi penghuni disetiap cluster dilengkapi dengan adanya Cluster Park yang terdiri dari family gathering, children playground dengan tema Edutainment dan fasilitas olah raga
Industrial
Untuk kawasan industri di Kota Deltamas memiliki 2 konsep, konsep pengembangan yang pertama yakni Greenland Industry seluas 50 Ha yang telah selesai dibangun untuk light industrial dan kini habis terjual. Sedangkan untuk pengembangan kedua seluas 1,000 Ha atau disebut Greenland International Industrial Center (GIIC) akan masuk dalam ZONI (Zona International) untuk daerah industri yang terdiri dari 7 kawasan terbesar dan akan menjadi zona ekonomi special. Hal ini didukung oleh adanya rencana pemerintah untuk membuat jalur tol Karang-Tanjung yang akan mendukung jalur distribusi bagi daerah-daerah industri di Kota Bekasi khususnya
Untuk kawasan industri di Kota Deltamas memiliki 2 konsep, konsep pengembangan yang pertama yakni Greenland Industry seluas 50 Ha yang telah selesai dibangun untuk light industrial dan kini habis terjual. Sedangkan untuk pengembangan kedua seluas 1,000 Ha atau disebut Greenland International Industrial Center (GIIC) akan masuk dalam ZONI (Zona International) untuk daerah industri yang terdiri dari 7 kawasan terbesar dan akan menjadi zona ekonomi special. Hal ini didukung oleh adanya rencana pemerintah untuk membuat jalur tol Karang-Tanjung yang akan mendukung jalur distribusi bagi daerah-daerah industri di Kota Bekasi khususnya
3.2 Potensi Sampah Organik di
Kota Deltamas
Kota
Delta Mas merupakan daerah yang memiliki luasan sekitar 30.000 hektar mempunyai
penduduk yang cukup banyak memberikan kontribusi sampah hasil rumah tangga
begitu banyak. Dengan kontribusi seperti itu pemerintah Kota Delta Mas
mempunyai inisiatif untuk dapat mengolah sampah hasil rumah tangga tersebut.
Setiap
tahunnya Kota Delta Mas mendapatkan tambahan jumlah penduduk yang cukup banyak,
baik itu dari jakarta, bekasi maupun dari luar pulau jawa yang ingin bersekolah
di Institut Teknologi dan Sains Bandung. Dari tambahan penduduk tersebut, maka
Kota Delta Mas akan mengalami jumlah kenaikan sampah yang signifikan baik itu
sampah organik maupun sampah anorganik.
Di
sepanjang jalan Kota Delta Mas juga ditumbuhi oleh pepohonan yang menghiasi
indahnya kota. Setiap minggunya pepohonan tersebut harus dipangkas dan
dirapikan. Dari potongan-potongan pepohonan, pemerintah juga memanfaatkannya
untuk diolah menjadi pupuk kompos.
3.3 Sarana dan Prasarana dalam Mengolah Sampah Organik di Kota Deltamas
Guna untuk memenuhi jumlah sampah yang terbuang setiap harinya, pemerintah kota Delta Mas membuat beberapa tempat pembuangan sampah sementara disekitar lingkungan perumahan. Pemerintah kota Delta Mas juga menyediakan beberapa truk pengangkut sampah untuk mengangkut jumlah sampah yang menumpuk ditempat pembuangan sampah lingkungan perumahan.
Guna untuk memenuhi jumlah sampah yang terbuang setiap harinya, pemerintah kota Delta Mas membuat beberapa tempat pembuangan sampah sementara disekitar lingkungan perumahan. Pemerintah kota Delta Mas juga menyediakan beberapa truk pengangkut sampah untuk mengangkut jumlah sampah yang menumpuk ditempat pembuangan sampah lingkungan perumahan.
3.4
Upaya yang Dilakukan Pemerintah untuk Mengolah Sampah Organik di Kota
Delta Mas
Bentuk kepedulian pemerintah dalam
hal ini pemerintah Delta Mas, tentunya sangat memikirkan bagaimana cara
penanggulangan sampah di Kota Delta Mas. Sebagai bentuk upaya pemerintah,
diantaranya menyediakan tempat sampah sementara dan juga tempat pembuangan
akhir (TPA), serta mobil angkut sampah yang beroperasi rutin tiap minggu. Tidak
hanya itu, pemerintah dalam hal ini juga mempekerjakan petugas kebersihan dan
tata taman di sekitar perumahan maupun sepanjang jalan di Delta Mas. Upaya
pemerintah ini tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada kerja sama dan
peran aktif masyarakat dalam menangani sampah. Sampah notabene-nya memang
sangat mengganggu jika dibiarkan begitu saja, namun jika ada peran pemerintah
dalam hal ini sebagai pengelola dan masyarakat sendiri sebagai pelaku dalam
penanggulangan sampah dengan jalan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Tentunya tidak akan menimbulkan situasi yang buruk dengan adanya sampah.
Pemerintah Kota Delta Mas telah
menerapkan beberapa cara untuk menanggulangi sampah, diantaranya :
a.
Menyediakan TPA yang jauh dari pemukiman/perumahan
warga.
b.
Mempekerjakan petugas kebersihan dan tata taman .
c.
Menyediakan mobil jemput sampah.
d.
Menyediakan tempat sampah sementara di titik-titik
rawan pembuangan sampah.
e.
Menugaskan petugas kebersihan untuk mengawasi
tempat-tempat tertentu, seperti pasar, kawasan ruko, dan kawasan pedagang kaki
lima.
Selama ini cara tersebut masih
diberlakukan untuk menjaga kebersihan Delta Mas. Sehingga dapat dibilang, meski
belum ada pengolahan sampah, kebersihan dan keindahan Kota Delta Mas masih
terjaga dengan baik. Serta keindahan Kota Delta Mas yang dominan dengan
pepohonan menambah segarnya udara di sekitar Delta Mas. Dengan potensi
banyaknya sampah yang terbuang tiap harinya di kawasan Delta Mas, dalam jangka
waktu ke depan kemungkinan dapat tercapai Kota Delta Mas yang bersih dan
nyaman. Saat ini jumlah penghuni di perumahan sekitar Delta Mas memang belum
begitu banyak dibandingkan dengan kota lainnya seperti Jababeka yang sudah ramai
dengan penduduk. Potensi sampah yang terbuang memang belum banyak, namun
potensi limbah produksi dari beberapa rumah produksi maupun industri-industri
skala besar dan kecil, dapat diperkirakan sampah –dalam hal ini limbah—sangat
berpotensi merusak lingkungan jika tidak ada penanganan dari pemerintah.
Tidak
hanya peran pemerintah saja, namun tindak lanjut dari masyarakat akan
kebersihan sangat berpengaruh dalam penanganan sampah di Kota Delta Mas. Dalam
pengamatan, masyarakat sekitar Delta Mas sebagian sudah sadar akan pentingnya
menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya dan memilahnya antara
sampah organik dan non-organik. Sebagian lagi masih belum tergugah untuk
menjaga kebersihan di sekitar Delta Mas.
3.5
Perkembangan Pengolahan Sampah Organik
Paradigma lama dalam
penanganan sampah organik yang semula terdiri atas pola aktivitas P3
(pengumpulan-pengangkutan-pembuangan), yang kini tengah bergeser ke pola P4 (pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan
residu), perlu disempurnakan lebih
lanjut menjadi pola P5, yaitu: pemisahan sampah
B3-pemilahan-pengolahan-pemanfaatan-pembuangan residu. Pendekatan ini, selain dapat mereduksi laju
timbulan sampah organik, juga
dapat menjaga mutu lingkungan hidup dari efek komponen-komponen yang
membahayakan kesehatan masyarakat.
Bilamana pola P5 berhasil diterapkan, maka
pergeseran pengelolaan sampah organik akan lebih mendukung target MDGs. Namun,
tentu saja implementasi dari aktivitas P5
memerlukan persiapan yang seksama, terutama peraturan pemerintah
pendukung UURI No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, petunjuk pelaksanaannya, perencanaan dan penyediaan fasilitas pendukung, sistem pengumpulan dan
pengangkutan khusus, serta pola pengoperasiannya
pada tingkat kota.
Hingga saat ini, baru satu perusahaan, yaitu PT
Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang memiliki lisensi
yang menangani pengolahan dan pembuangan limbah B3 di Indonesia. Perusahaan
yang terletak di Cikarang tersebut memberikan
pelayanan mulai dari pengangkutan limbah B3 cair maupun padat, proses
pengolahannya, serta pembuangan akhir (Anonim, 2006). Namun, dilaporkan bahwa
PPLI baru menangani 200.000 ton limbah B3 setiap tahunnya, atau hanya 35% dari
kapasitas tahunan yang dimilikinya (Corcoran, 2003). Jumlah ini hanya mencakup
12% dari total limbah B3 yang dihasilkan di seluruh Indonesia. Faktor
penyebab terbatasnya perusahaan industri yang mau mengirimkan limbahnya ke perusahaan
ini adalah kurangnya aspek penegakan hukum lingkungan, serta kurangnya
kepedulian lingkungan dari para penghasil limbah
B3. Dari aspek teknis operasional, faktor penyebab lain adalah mahalnya biaya
transportasi limbah B3 karena faktor jarak, serta mahalnya tarif biaya
pengolahan.
Kondisi tersebut di atas menggambarkan bahwa penerapan P5
sebagai paradigma baru pengelolaan sampah, masih akan menghadapi kendala yang harus
diatasi. Pemerintah Kota harus mempersiapkan fasilitas untuk penanganan sampah
B3 yang berasal dari rumah tangga dan sumber-sumber lainnya. Selain itu,
desentralisasi fasilitas pengolahan dan pembuangan limbah B3 perlu dilakukan
mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas, serta tersebarnya
sumber-sumber limbah B3 di seluruh wilayah Indonesia.
3.6 Manfaat Sampah Organik
Sampah yang tampak tidak berguna sebesarnya masih banyak manfaatnya seperti dapat dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan dapat didaur-ulang bagi sampah anorganik.
Sampah yang tampak tidak berguna sebesarnya masih banyak manfaatnya seperti dapat dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan dapat didaur-ulang bagi sampah anorganik.
Dalam
sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri yang dapat menghasilkan
vitamin B12 yang samajenisnya dengan vitamin B12 yang dihasilkan oleh
hewan. Yang paling aktif dapat memfermentasikan sampah dan kotoran sungai
sehingga dihasilkan vitamin B12 adalah bakteri-bakteri yang termasuk
Streptomyces. Kadar vitamin B12 dalam sampah dan kotoran sungai berkisar 4,2 –
8,2 µg untuk setiap satu gram berat kering. Diperkirakan dari 26.000 ton sampah dan kotoran
sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberian sampah dan kotoran sungai
sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu meningkatkan berat badan ternak. Sampah
dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 40-85%, mineral 15-70%, nitrogen
1-10%, fosfat 1-4,5% dan kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah tangga, sampah restoran,
kertas, kotoran ternak, limbah pertanian dan industri yang bersifat sampah
organic semuanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Dengan pengolahan sampah menjadi bahan-bahan yang
berguna akan memberikan keuntungan selain meningkatkan efisiensi produksi dan
keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah, juga dapat mengurangi biaya
pengangkutkan ke pembungan akhir (TPA) dan mengurangi biaya pembuangan akhir,
menghemat sumber daya alam, menghemat energi, mengurangi uang belanja,
menghemat lahan TPA dan lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman).
3.7
Kendala Dalam Proses
Pengolahan Sampah Organik di Kota
Delta Mas
Menurut lembaga AMPL,
kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah mencakup :
1.
Timbulan sampah makin besar
a.
Jumlah populasi terus bertambah
(alami/urbanisasi)
b.
Meningkatnya kemampuan ekonomi,
produksi dan konsumtivitas
c.
Peran masyarakat dan dunia usaha
sangat rendah dalam upaya minimalisasi sampah
2.
Kapasitas pelayanan terbatas
a.
Paradigma lama pengelolaan sampah
mengandalkan proses (kumpul-angkut-buang)
b. Prioritas pendanaan sangat rendah dan tidak sebanding dengan kebutuhan
pelayanan
c. Kapasitas kelembagaan belum memadai (status, kewenangan, perencanaan,
pengawasan, SDM, dll)
d.
Kinerja operasional pelayanan
belum memenuhi standar pelayanan minimal
3.
Kapasitas masyarakat dan swasta
sebagai mitra belum dibangun dan dikembangkan
a.
Perhatian untuk sosialisasi,
pembinaan, pendidikan, masyarakat sangat rendah
b. Iklim dan birokrasi kemitraan belum kondusif dan menarik bagi swasta
untuk berinvestasi
BAB IV SIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan
hasil pemanfaatan sampah sebagai pupuk organik dapat disimpulkan bahwa:
- Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman.
- Penggunaan bakteri effective microorganism untuk mengolah
sampah menjadi pupuk organik dapat meningkatkan kualitas tanah bagi
kelangsungan hidup tanaman.
- Sampah organik sangat berperan bagi perbaikan sifat fisik,
kimia dan dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas produk.
Perubahan
pengelolaan sampah dari sistem lama ke sistem baru yang menekankan pada proses
pemilahan, pengumpulan, pemprosesan manjadi bahan yang bernilai ekonomis,
sedikit demi sedikit perlu dikenalkan kepada masyarakat khususnya pengelola,
pedagang dan pengunjung pasar.
4.2 Saran
Dalam
menanggulangi sampah di daerah perkotaan, cara pengendalian sampah yang
paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk
tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol
sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus
dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga
sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus
merusak sumber daya. Dan tindakan
pemerintah dalam menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah sementara dan
akhir, penulis kira sangat efisien untuk dilakukan. Yang lebih utama dari itu
adalah pengolahan sampah itu sendiri. Jika diperkirakan, potensi sampah yang
terbuang di kawasan perkotaan akan terus meningkat seiring dengan kemajuan
teknologi. Maka, cara yang paling efektif dan efisien untuk menanggulangi
adalah dengan mengolah sampah tersebut menjadi bahan yang bermanfaat dan dapat
digunakan.
DAFTAR
PUSTAKA
-
SOP Pengolahan Sampah, IPB, 2008, Kode POP-FB 00
-
Kastaman Roni (Staf Akademik Fak.Pertanian Unpad, PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU BERBASIS MASYARAKAT, 2004, Harian Umum
Pikiran Rakyat, Jakarta
-
http://www.deltamas.com
INDEKS
Aerob 9,10
Aerasi 9
AMPL 36
Anaerob 10
Bokashi 9
Briket 34
Cluster 29
Dekomposisi 8, 16
Dolomit 10
Ekselensia 2
Fermentasi 9, 35
Krusial 1
Landfill 14
Nisbah 8, 9
Observasi 6
Recycle 4, 18, 19, 20, 22, 23
Residu 2, 33
Reuse 4, 18, 19
Sprayer 11, 12
Styrofoam 20
Zabbaleen 15
zero waste 17,
18
LEMBAR KENDALI
KELOMPOK 7
ANGGOTA 1.
AHMAD NURCHOLIS
2.
ROCHIMI
TOPIK : SAMPAH ORGANIK
TEMA : PENANGGULANGAN SAMPAH ORGANIK
JUDUL : PENANGGULANGAN SAMPAH ORGANIK DI
DELTAMAS
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa dampak negatif sampah organik bagi lingkungan ?
2.
Mengapa diperlukan penanggulangan sampah organik ?
3.
Bagaimana upaya dalam penanggulangan sampah organik ?
TUJUAN
2.
Untuk mengetahui dampak negatif sampah organik bagi lingkungan
3.
Untuk mengetahui mengapa diperlukan
penanggulangan sampah organik
4. Untuk mengetahui upaya penanggulangan
sampah organik di Deltamas
ASPEK YANG AKAN DIKAJI
1.
Definisi Sampah Organik
2.
Jenis-jenis Sampah Organik
3.
Manfaat Sampah Organik Setelah Didaur
Ulang
4.
Kondisi Masyarakat dan Lingkungan di Delta
Mas
5.
Jumlah Sampah Organik yang terbuang di
Delta Mas
6. Proses Penanggulangan Sampah Organik
RIWAYAT HIDUP
|
Data Pribadi
Nama
Jenis kelamin Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Status perkawinan Tinggi, berat badan Agama
Alamat sekarang
No. HP
|
: Rochimi
: Laki-laki : Seponti Jaya, 11 September 1994 : Indonesia : Belum Menikah : 165 cm, 52 kg : Islam : Greenleaf Terrace B33 Jl. Ganesha Boulevard – Cikarang Pusat |
Pendidikan
1999 - 2005
2005 - 2008 2008 – 2011
2011 - sekarang
|
: SD Negeri 1 Seponti Jaya
: SMP Negeri 1 Seponti Jaya
: SMAN 1 Ketapang
: D3 – Institut Teknologi
dan Sains Bandung
|
Data Pribadi
Nama
Jenis kelamin Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Status perkawinan Tinggi, berat badan Agama
Alamat sekarang
No. HP |
: Ahmad
Nurcholis
: Laki-laki : Kediri, 01 Agustus 1990 : Indonesia : Belum Menikah : 167 cm, 56 kg : Islam : Greenleaf Terrace B33 Jl. Ganesha Boulevard – Cikarang Pusat
: 085730282305
: nurcholis_a@yahoo.co.id |
Pendidikan
1996 - 2002
2002 - 2005 2005 – 2008
2011 - sekarang
|
: SD Negeri I
Banggle
: SMP Negeri 1,
Ngadiluwih
: SMK Al-Huda Kota Kediri
: D3 – Institut
Teknologi dan Sains Bandung
|
Riwayat penulisan :
Karya tulis ini dikerjakan dalam rangka memenuhi
tugas Bahasa Indonesia Semester 2. Dalam penulisan, penulis banyak mencari
bahan baik dari buku, internet, maupun langsung ke sumber. Dalam waktu sekitar
2 minggu, akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan.
2 komentar:
Home Improvement
Mr. Dede
Service AC Jakarta Barat
Service AC Cengkareng
LEGENDAQQ.NET
Kami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari LegendaQQ.Net. :) 1 ID Untuk 8 Games :
ADU Q
BANDAR Q
BANDAR POKER
POKER
DOMINO 99
CAPSA SUSUN
SAKONG
BANDAR 66 NEW
Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami LegendaQQ.Net. info Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan LegendaQQ.Net :
- Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
- Kartu Anda Akan Lebih Bagus
- Bonus TurnOver Atau Cashback Di Bagikan Setiap 5 Hari
- Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
- Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
- Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
- Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
- Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
- LegendaQQ.Net Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
- Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
Fasilitas BANK yang di sediakan :
- BCA
- Mandiri
- BNI
- BRI
- Danamon
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At LegendaQQ.Net ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : 2AE190C9
- Facebook : LegendaqqPoker
Link Alternatif :
- www.legendaqq(dot)net
- www.legendapelangi(dot)com
NB : untuk login android / iphone tidak menggunakan www dan spasi ya boss ^_^
Posting Komentar